Sabtu, 05 Oktober 2013

Sedikit Buah Tangan Dari Majlis Ilmu: Manajemen Keluarga ^_^


Ketika mendengar kata keluarga, apa yang terbayang dalam benak kita? Jika saya, saya akan terbayang rumah kecil saya yang berisi empat orang yang sedang mengobrol bersama ditemani cangkir-cangkir teh hangat. Sebuah pemandangan yang indah dan selalu membuat rindu. Dalam lingkaran kecil itu lah manusia tumbuh dan berkembang. Beranjak dari sanalah manusia mulai menapaki luasnya dunia. Jika kemudian meneropong lebih dalam, siapa kah yang sangat berperan dalam lingkaran itu? ya, meski semua berperan secara timbal balik, namun orang tualah yang menjadi poros dari berkembangnya sebuah keluarga. Bisa dikatakan peran orang tua di dalamnya sangat penting. Sebagi teladan, sebagai pusat mendidik anak, segalanya.

Mudah kah menjadi orang tua? Entahlah. Saya pun belum pernah merasakan menjadi orangtua. Namun, ketika akhirnya banyak menelaah apa saja yang sudah dilakukan orang tua kita terhadap kita, jelas jawabannya, menjadi orang tua tidaklah mudah. Tidak bisa dilakukan dengan asal, atau bahkan tanpa perencanaan sama sekali. Butuh perencanaan, bahkan sebelum benar-benar ada status berkeluarga. Mengapa demikian? Lagi-lagi karena keluarga adalah pijakan awal seorang individu. Dari mana pijakan itu dibangun? Pijakan itu dibangun oleh orang tua. Ingat, orang tua.. bukan hanya ibu saja atau ayah saja, harus ada kerja sama. Subhanallah. . . mungkin itu pula lah alasan Allah menciptakan manusia berpasangan, karena di setiapnya memiliki sesuatu untuk saling mengisi dan melengkapi, beriring berjalan bersama menuju suatu misi besar!

Sebab menyadari bahwa pentingnya peran orang tua dalam keluarga, maka tergeraklah saya menghadiri seminar ini. Seminar ini bertajuk “Seminar Manajemen Keluarga”. Terdengar sangat luar biasa bagi saya yang memang sangat tertarik dengan isue anak, parenting, dan keluarga. Kesannya seminar ini cukup penting, maka dari itulah saya ingin saudara yang tidak berkesempatan hadir tetap bisa mencicipi materinya. InsyaAllah, saya akan mencoba menghaturkan pada saudara agar kebermanfaatan ini dapat mengalir, meski nanti akan saya sampaikan secara berjenjang, sebab –subhanallah.. materinya banyak dan menarik!

Baik, bismillah.. kita mulai. Sesi pertama, adalah sesi yang penting dan langsung dapat terbayangkan secara riil. Yaitu tentang manajemen keuangan keluarga, yang disampaikan oleh Prof sekaligus Ust Muhammad. Tulisan ini saya racik sendiri, meski bersumber dari materi yang beliau bagikan. Subhanallah.. saya sebagai wanita (dan teman-teman yang lain), seharusnya sadar bahwa perencanaan, pengelolaan dan pengontrol finansial menjadi salah satu tanggung jawab wanita, selaku seorang istri dan ibu dari anak-anak. seorang suami atau ayah, berkewajiban mencarikan maisyah sebagai nafkah bagi anak dan istrinya. Disinilah akhirnya kita melihat salah satu pembagian peran yang Rasul contohkan pada kita. Dikatakan bahwa salah satu peran istri adalah menjaga harta suaminya, subhanallah.. Ini bukanlah amanah yang main-main, karena jelas tidak dipungkiri bahwa finansial merupakan hal yang harus diperhatikan agar keharmonisan keluarga dapat terjaga. Di luaran sana, telah kita lihat betapa banyaknya keluarga yang terpecah hanya karena keuangan yang tidak sesuai harapan, atau lebih karena tidak mampu memenuhi keinginan. Bukan tidak mungkin juga bahwa korupsi merambak karena tuntutan keinginan yang melonjak, sementara bisa jadi istrinya lah yang tidak mampu mengelola keuangan dengan baik. Astaghfirullah.. jangan sampai keluarga malah menjadi sarana keburukan yang menjerumuskan pada api neraka. Sebaliknya, seharusnya seorang istri mampu mengingatkan suaminya dengan berkata : “sungguh kami masih bisa bertahan di atas kelaparan, namun sungguh kami tidak akan mampu bertahan di atas api neraka.” Gamblangnya, lebih baik kelaparan dari pada bermewah-mewah dari harta yang tidak halal. Jadilah kita sebaik-baik pengingat bagi yang lain (suami, istri atau anak-anak).


*sedikit penggerak dulu, yaa.. akan kita lanjutkan, insyaAllah..karena jika terlalu panjang saya yakin tidak terbaca dengan nyaman ^_^
**sampai jumpa kembal

Jumat, 04 Oktober 2013

kata ibu : biarkan saja..


jika toh memang mereka menganggap kita salah atas apa yang telah kita pilih, memang kenapa?
-akhirnya aku bisa beranggapan demikian. setelah sekian lama bergumul pada semua perasaan yang tertimbun dalam dan menggumpal.-

telah banyak yang mencoba membuat kita terperanjat kaget, terpelanting jatuh, meloncat sangat tinggi..
dan ku katakan padamu, jika kita menyerah ditengah jalan.. betapa kah kita harus melihat kembali halang rintang yang menyertai dalam perjalanan ini. keteguhan utk tetap memegang komitmen mungkin memang harus mengalami perjalanan yang penuh tantangan. betapa kah Allah menyayangi kita dengan berbagai hadiahnya yang selalu datang tiba-tiba.

terkadang tak banyak yang bisa kita sampaikan pada mereka yang mencoba mematahkan segala rangakian kisah ini. memang benar, kita hanya bisa menunjukkan dengan sikap. meski aku memiliki prasangka yang tak pantas, bahwa apapun yang akan kita lakukan nanti akan tetap salah di hadapan mereka. ya! dihadapan mereka, bukan di hadapan Allah. bagaimana pandangan Allah, apakah yang mereka gunakan adalah perspektif yang sama dengan perspektif Tuhan mereka? ku yakin, mereka tidak pernah mungkin mampu menyamai cara pandang Tuhan mereka dalam menilai hambaNYA.

benar, tak lagi saatnya kita bersusah payah meminta hati mereka untuk membiarkan kita berjalan dengan tenang. mereka bukan sesiapa, yang mampu begitu saja mematahkan arang. kita harus mampu membuat Allah "melihat" kita dengan penuh kasih sayang. bahwa Dia lah pemilik segalanya. memperbaiki dalam niat dan mengamalkan dalam setiap laku adalah yang paling baik untuk membuat Allah "melihat" kita. memintalah kita pada Tuhan kita, yang memang Pemilik Segala.

jika memang jalan ini adalah jalan yang Dia berikan.. pasti ada hikmah diselepasnya. entah dengan apa pun caranya. Dia lah yang paling baik mengenal hati hambaNYA.

: ku serahkan padaMU, Allah.. karena ku yakin tempat berawal dan kembaliku ada ditanganMU, bukan pada sesiapa yang tak memahami apa-apa.
luruskan hati kami.. dan teguhkanlah kami pada jalan yang benar di mataMU, maka jadikan hati dan mata ini bening melihat kebenaran.
jangan biarkan kami melepas satu sama lain..