Sabtu, 31 Mei 2014

Wasiat Rasulullah pada Wanita

Kenapa wasiat? Krn itu adalah suatu pesan yg memang harus dipenuhi dan dilaksanakan. Hal ini mjadi wajib.
Selain itu, Saling memiliki kewajiban utk meminta dan memberi wasiat pada sesama muslim.

Dlm riyadush sholihin, ada wasiat kepada wanita yg ditujukan utk laki2 dgn objek wanita. Seperti kewajiiban suami memberi wasiat kepada istrinya.. Dalam hal ilmu keagamaan. Jika suami tdk memiliki ilmu yg ckup, maka suami tdk boleh melarang istri menanyakan ilmu tsb pada orglain. Dan suami wajib bertanya kpd orglain yg lbh paham ilmu agama, ttg prmasalahan istri.

Jika istri yg lbh memiliki ilmu maupun harta atau apapun, maka istri tetap wajib mendukung suami. Dlm hal ilmu, istri pun boleh bahkan dianjutkan berbagi ilmu pd suami, dan dlm hal harta, maka tetap digunakan bersama bahkan utk mendukung suami dlm agama.

Saling memberi nasihat atau wasiat dapat mempererat pertalian hati dlm keluarga.. :)

.:disarikan dari kajian KRPH, ust.Sholihun:.

Lelaki dg Perasaan yg Sederhana

Dari satu elemen kehidupan, bernama perasaan. .
Disana ada seseorang yg ku kenal dengan sangat dekat..
Lambat laun aku mengenalnya, belajar memahami  dari stiap apa yg tersirat atau yg kasat.
Seseorang ini adl seorang dg byk hal yg sederhana. Tidak meminta sesuatu yg trlalu memuncak hingga tdk dpt dipenuhi. Dia adl seorang dg keinginan2 sederhana.. Jadi, tdk pernah brsebut sbg tuntutan.
Hanya meminta utk sesuatu yg sgt mendasar, tdk rumit. Meski tak setiap permintaannya aku tau alasannya, aku jd belajar. . Bahwa meminta tak layak utk trlalu rumit. Dia benar2 paham, bagaimana cara bralur utk meminta atau mghendaki sesuatu. Dia tau cara2 yg halus utk menyampaikan byk hal. Dia paham bagaimana trkadang dia harus marah.
Dia adl seorang yg memiliki perasaan yg sederhana.
Tidak pernah rumit.
Trkadang . . Karenanya, itu mjd sulit bagiku utk memahami.
Perasaan spt apa sebenarnya yg sedang mengitari seseorang ini. .

Sabtu, 10 Mei 2014

Dari Atas Kereta

Saat ini saya sdg dlm perjalanan menuju rumah trcinta.. Solo. Menujunya saya selalu memilih dengan kereta. Sebenarny banyak cerita yg saya amati dr kereta..
Saya yg merasa mjadi lakon ini, pasti dianggap figuran oleh org lain yg mganggap hidupnya adalah pemeran utama. .
Yaaa. . Trkadang saya berpikir.. Bagaimana cara dunia ini hidup dan menghidupi. Suatu saat dalam satu titik, ketika saya sendirian.. Berjalan, atau sdg menunggu.. Saya berpikir ttg banyak kejadian di dunia ini dlm satu wakty yg sama.
Saat saya menulis ini, mungkin anda sedang makan, mgkn disana ada org yg sdg menunggu kelahiran, diujungnya mgkn ada org yg sdg menanti kematian. Ada yg bru saja kehilangan kehormatan, ada yg sdg brsembunyi dr kejaran teror, mungkin ada pula yg sdg berpikir spt saya.. Hehe
Saya tidak menarik kesimpulan apa apa..
Namun, satu hal.. Di dunia ini, kita bukan pemeran utama tunggal..
Akan ada masa kita tergantikan
Akan ada saatnya kita yg sdg dipikirkan org lain, spt saya memikirkannya. .

Senin, 05 Mei 2014

Tiga Wanita dan Perbincangan Tentang Cinta

tulisan ini adalah tulisan pertama yang saya buat di tengah taman kampus. taman yang memang nyaman ketika senja. tidak ramai, dan saya pikir ini adalah suasana yang tepat untuk saya menulis sesuatu.

sebenarnya, bukan karena suasana yang membuat saya ingin menulis. saya yang mencari suasana itu sendiri sebenarnya. tulisan ini terlahir dri tiga bibir wanita yang berceloteh tentang hal-hal kecil yang kemudian selalu menjadi makna dan menjadikan pandangan tentang hidup. meski ketiga wanita ini memiliki tiga pola jiwa yang berbeda-beda, karena itulah pemikiran yang menjadi perbincangan berwujud lebih kaya. salah satu pemiliki bibir wanita itu adalah saya, dan dua sahabat yang memang sering makan bersama karena bukan hanya kebutuhan perut, tapi lebih pada kebutuhan otak dan mulut untuk mengolah sesuatu, bernama pendapat dan kisah.

sore ini, lepas kuliah yang kami pun sekelas.. kami duduk bersama di kantin kampus. secangkir teh hangat, dua porsi mie instan dan secangkir kopi menjadi benda-benda setia yang menikmati drama tiga gadis yang sedang berkisah.
akhir sesi perbincangan, -sebutlah memang "sesi" karena obrolan kami akan kemana-mana dan selalu seperti bola salju, namun bedanya bukan hanya satu dan besar, tapi banyak dan menggumpal besar.

kami berbincang tentang pandangan masing-masing tentang cinta. saat itu, saya memang berniat untuk hanya mendengarkan saja. mengapa? karena saya tahu bahwa apa yang mereka perbincangkan akan brbeda dengan saya ---yaa, meski kita memang selalu berpandangan berbeda. namun kali ini, berbeda tentang siapa yang sedang berkata. saya, tidak sama dengan mereka.. mengapa? karena saat ini posisi saya adalah seorang yang sedang menikmati komitmen dengan serentetan risiko dan buah manis yang bernama cinta.

banyak hal yang dituturkan teman saya, dia memang seorang yang sangat logis dan sangat realistis. dia memahami semua kehidupan dengan cara pandang yang memang tidak utopis, dia menghindari itu. tidak skeptis, yaa tapi tetap realis.
sedangkan sahabat saya, hm.. entah apa yang sedang dia pikirkan.. atau dia lupa ketika perbincangan itu berlangsung ada saya dengan kondisi saya saat itu. hanya dia yang mengerti bahwa saya sedang dalam sebuah ikatan semu. (yaaa.. tetap semu kan? karena tidak ada yang pasti sebelum pengikatnya itu abadi).

satu hal yang menjadi point penting dari perbincangan yang saya hanya menikmatinya di luar layar. saya mengikuti sambil berpikir tentang bagaimana saya menemukan cinta dan bagaimana saya menjalaninya.
adalah, bahwa kita tak pernah bisa memilih bagaimana cinta itu datang.. bahkan cinta yang ingin dikondisikan. cinta tidak ada yang sempurna, benar. seorang yang dicintai memang tidak pernah sempurna, benar. cinta bukanlah harga mati untuk harapan-harapan pada manusia, benar. tapi ada satu hal yang terlupa.. bahwa cinta sungguh yang akan memilih cara dan jalannya sendiri. mengapa? karena Dia yang menyusupkannya di tiap hati manusia.