Jumat, 05 Februari 2016

Kembali

aku akan mengawali bacaanmu ini dengan sebuah senandung yang sempat kau tak pahami maknanya. maka, izinkan aku menggiringmu pada makna itu.

When I look into your eyes  
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well there's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use the tools and gifts
We got yeah we got a lot at stake
And in the end,
You're still my friend at least we didn't tend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn, how to bend without the world caving in
I had to learn what I got, and what I'm not
And who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up
I'm still looking up

I won't give up on us
God knows I'm tough, he knows
We got a lot to learn
God knows we're worth it

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up...

aku akan menjelaskan padamu tentang mengapa aku sangat memaknai dengan dalam. setelah percakapan sahabatku denganmu, jujur masih banyak hal yang melimpah ruah untuk dikatakan padamu. tapi aku memilih diam, diam bagiku pasti kau paham alasannya. hatiku habis. saat itu tidak menemukan jalan yang terang meski kuntum-kuntum doa selalu ku alirkan. hingga pada satu titik aku ingin melarungkan hatiku saja, tidak berpegang pada hati mana pun, termasuk hatimu. aku pernah demikian, seperti hujan yang mengalir di alur tanah kemudian dia akan menuju lautan luas, kembali berpetualang tanpa persinggahan.

ada yang menuntunku kembali padamu. memang seajaib itu. aku tidak akan menceritakan peristiwa-peristiwa itu, mungkin tidak sekarang. singkatnya aku menemukan lagu itu, entah mengapa aku terngiang kemudian aku mencari kata perkata dari liriknya. ku temukan makna yang membuatku semakin menangis.

bagiku yang hampir berputus asa terhadapmu, lagu itu menguatkan banyak hal. bahwa seharusnya aku tak selemah itu, bahwa seharusnya aku tak semenyerah itu. kita telah berjalan sangat jauh, serangkaian cerita kita tapaki. satu demi satu anak tangga kita lewati.

secara sederhana lagu ini bermakna tentang seseorang yang masih meyakini suatu hal tentang dirinya dan kisahnya, menyebutkan tentang kita. mari kita ganti dengan aku dan kau, agar kau lebih memahami bagaimana ini sangat bersisian dengan kisah kita.

aku menggambarkanmu seperti sesuatu yang begitu tenang dan mengingatkan atas dasar apa aku memilihmu. aku tidak akan menyerah begitu saja pada apapun. meski langit menjadi bercuaca buruk. aku akan memberikan segala yang bisa ku lakukan, daya upaya dan doa, untuk tetap bertahan dan mempertahankan. hingga mungkin saat ini adalah waktunya kau membutuhkan ruang untuk mencari hal-hal yang ingin kau capai, untuk menemukan apa yang kau ingin tunjukkan padaku nanti. dan aku akan bersedia dengan sabar menunggumu, hingga nanti kau akan menunjukkan pada ku apa saja yang telah kau temukan dalam petualanganmu yang tidak sederhana. jika pun gemintang terbakar habis dan berjatuhan di langit, paling tidak kita telah banyak belajar. dan kita yakin, bahwa Allah memahami setiap doa kita, bahwa Dia memahami bahwa kita sungguh sangat berusaha dan menginginkan kisah kita berakhir indah.
aku akhirnya berdamai dengan diriku sendiri, mengilhami semua perjalanan dan memaknainya, hingga menarik sebuah kesimpulan bahwa aku tidak ingin menjadi seorang yang berjalan meninggalkanmu semudah ini. aku tau apa yang ku cari dan ku temukan padamu. aku pernah berjanji untuk tidak meninggalkanmu lebih dulu. aku berusaha memegang erat itu, seperti kau menjaga janjimu untuk datang suatu saat. dan aku bahkan kau hadir disini -dikehidupan kita masing-masing untuk membuat segala hal menjadi berbeda, menjadi lebih baik, menjadi saling memperbaiki dan menjadi yang terbaik.
kita bertemu dengan banyak perbedaan yang dibawa. dan perbedaan-perbedaan itu membuat kita belajar, bagaimana kita menggunakan perbedaan itu agar saling tak merendahkan, agar saling tak merasa tinggi. dan perbedaan ini adalah sebuah hadiah bagi kita, mungkin sebab itulah kita bertemu. kita sama-sama berharap untuk bersama. kita mempertaruhkan banyak hal. kita tidak pernah berharap untuk patah dan berpisah, tidak ingin terbakar habis dengan sia-sia. kita harus banyak belajar untuk menghadapi setiap tikungan dengan tanpa membuat diri kita hancur. kita belajar tentang apa yang boleh dan tidak, serta tentang siapa kita.

terakhir...
aku tidak akan menyerah, apapun yang terjadi bertahan adalah hal yang paling penting. aku akan tetap terjaga.

-----------------------------------------------------------

beberapa hari terakhir, mungkin kau tidak menyadari apa yang kau lakukan, ada banyak hal yang ku rasakan dan ku lihat. aku tidak akan mencari yang lain, sebab semua telah ku temukan. kau paham dimana aku menemukan itu. bahkan setiap kekurangan dan rasa kecewa, aku akan menjadikannya sebuah harta karun yang tersimpan rahasia dan suatu saat akan menjadi keindahan yang menyempurnakan.

aku menyadari keyakinan ini adalah tentang aku, aku hanya perlu menemukannya. dan sudah ku temukan kembali apa yang dulu sempat hilang... kau kembali :') terimakasih

Kisah Langit dan Bumi

ketika tulisan ini sampai padamu, aku tidak bisa menerka apa yang tengah kamu lakukan disebalik genggaman tulisan yang sedang kau cerna satu per satu katanya. aku? ketika aku menuliskan ini langit sedang berwarna seperti kemejamu, sedikit biru dan lebih pada abu-abu yang redup kelabu. rasa-rasanya aku ingin menuangkan warna tosca di lembaran langit itu, agar persis sama seperti kemejamu yang ku suka.
kemudian, aku akan memanggilmu dengan sapaan Langit.

Langit, seandainya aku bisa berhadapan denganmu dan mencuri semua waktumu hanya untuk mendengarkan ceritaku, maka akan ku lakukan. aku tau kau juga sangat ingin menikmati itu, hanya kita sedang berada disaat yang belum tepat. aku sama pahamnya denganmu.

pernah suatu hari aku menyimpan air mata, ingin aku tumpahkan dihadapanmu seketika. seperti tidak perlu ada kata-kata lagi. hanya cukup dengan menyeduh air mata dan kau akan merasakan bagaimana terlarutnya segala hal yang tak bisa diucapkan dan akhirnya mengembun saja menjadi buliran itu.

Langit, mencarimu memang tak semudah mencari angka tiga dalam jarum jam. tidak semudah itu. apalagi memintamu menjadi penawan atas rasa kehilangan. mengharapkanmu seperti jangkar yang menambatkan kapal di dermaga, sekiranya tidak semudah itu. kau lebih memilih memberikanku benang layang-layang, kau mengulurnya tinggi meski tidak melepaskan.

Langit hingga akhirnya seruntut percakapan hadir padamu, sahabatku memberimu pertanda tentang kapalku yang nyaris tenggelam dan menjauh dari dermagamu.

kau tahu, betapa aku menjadi sangat membiru.. mendapatimu sekuat tenaga menjelaskan banyak hal. sekuat daya merangkai kembali keyakinanku untuk bisa kembali menepi di dermagamu.
akhirnya kau berubah menjadi Langit yang cerah.
kau pernah terlihat buram dalam penglihatanku, begitu tinggi, jauh dan menyilaukan.

aku berhasil kau tata ulang hatinya. ini sebab doaku dan doamu yang menguat. mungkin menembus lapisan-lapisan udara. mungkin menembus detik-detik dan bertemu di malam yang tenang.

Langit, menjadi pagi yang cerah. menjadi hangat kembali. andaipun nanti Langit membulirkan gerimis dan meniupkan awan mendung, kau tetap menjadi Langit bagi Bumi.