Selasa, 30 Juni 2015

Semacam Rumah Kata

Kami sedang sama-sama mengurusi urusan kami . .
Maafkan kami yg lama tdk mengunjungimu.
Menambahkan judul-judul di baris halamanmu.
Maafkan kami..
Aku ? Aku tdk mungkin melupakanmu . Ini adl tempatku pulang.
Seperti ruangan kaca utk bisa saling membaca..
Aku tdk mungkin akan pergi jauh.
Tapi kami sedang sibuk.
Kami sibuk menata hati dan menata langkah kami.
Semoga kau cukup sabar utk menanti cerita-cerita baru yg kami persembahkan utkmu ya . .

Kau tahu? Ini ramadhan . .
Aku sndiri sedang mengurung diri dalam munajat . .
Sesungguhnya, bersama mu disini pun adalah caraku bermunajat.
Tapi entah, aku ingin menjadi sangat diam saja dan menyembunyikan doaku.
Meski kau dan dia pasti tau apa doaku itu . .

Baiklah, jika nanti kita telah selesai dengan urusan kami.
Kami akan berkunjung lagi kesini .
Sabarlah menanti kami :')
Smoga kami bisa pulang padamu tanpa ada yg pergi lagi . .

Kamis, 25 Juni 2015

Tunjukkan Arah

Aku telah lama meninggalkan rumahku.
Aku yang keluar rumah tanpa ada perbekalan yg cukup.
Hingga yg terjadi adl aku menjadi lelah

Awalnya ku pikir aku sedang dalam mencari telaga yg lain
Telaga yg ku pikir aku akan hidup disana.
Bersama para penghuni telaga yg bahkan aku tak terlalu memahaminya

Aku berangkat kesana tanpa peta yg lengkap
Peta yg kubawa ternyata tak sampai pada bagaimana aku pulang.
Dia hanya menawarkan aku utk beranjak pergi. Dan ternyata aku hilang arah utk pulang.

Aku sendirian.
Aku berpikir, hakikat manusia adl sendiri.
Tapi sendiri membuatku selalu mencari pelengkap.
Dan pencarianku menjauhkanku dari rumah.

Rabb . . Aku sedang lelah.
Hiburlah aku dan tunjukkan rumahku :')
Rumah yg selalu bisa menerimaku . .
Rumah yg tdk pernah berkata terlambat utk pulang . .
Rumah yg aku bisa menyalakan lilin dan berdiskusi hangat dilingkarannya.

Selasa, 23 Juni 2015

Ramadhan dan kerinduan

Ramadhan. .
Kasih sayang yg Allah tebarkan dimana saja.
Ramadhan yg membuatku berpikir byk hal ttg kasih sayangNya padaku.
Aku selalu meminta banyak hal, namun terkadang hanya sampai pada sajadah. Doaku tak ku panjangkan dalam langkah.
Ya, aku salah.
Aku selalu berpikir disetiap saat, bahkan sebelum tidur hingga tidurku terasa sangat riuh.
Tapi pikiranku, hanya dalam dunia heningku.
Tak jarang aku hanya diam dan terjebak waktu.
Ya, aku salah.
Aku selalu tau salahku, tapi aku tak tau bagaimana memperbaikinya..
Aku selalu tau salahku, tapi aku selalu menunggu waktu utk menggerakkanku..
Aku jarang mengubah sesuatu.
Aku menunggu saat yg tepat.. tapi dgn menunggu itu pula aku melewatkan kesempatan.
Ya, aku salah.

Aku merasa sedang hilang,
Merasa sdg terjebak
Hatiku mengembara, tapi langkahku terpenjara.
Aku yg memenjarakannya. Aku menanti kesempatan, padahal aku lah seharusnya yg menjemput kesempatan
Ya, aku salah.

Dan kerinduanku, Duhai Maha Perindu
Telah membuncah bersama air mata yg terus mgalir . .
Aku Rindu pada-Mu..
Sungguh sangat rindu dekat denganMu.
Lagi-lagi aku yg salah,
Aku yakin Kau tak pernah pergi.
Tapi aku yg menjauh . .
Mohon ampunilah aku . .
Dekapkan lagi aku diantaraMu.

Senin, 15 Juni 2015

Hari ini, kemarin dan esok nanti

Tuan, bukan kah hari ini adalah apa yg kita cemaskan kemarin?
Ternyata hari ini baik-baik saja. Semua berjalan seperti doa kita.
Jika pun terselip rasa kecewa, apa yg kita terima adalah sebaik-baik jawaban atas doa.
Apa yg perlu kita resah kan?
Jika esok, akan jadi lebih indah :')
Dan kita hanya harus terus berdoa dan percaya . .
Mengusahakan segala daya demi peristiwa yg menjawab semua upaya . .

Sejauh apa kita mengeluh . . Jika kaki tak pernah mengayuh, maka jarak tak akan tertempuh.
Kita hanya harus terus berjalan dan berjalan dan berjalan lagi. Tak perlu berlari, aku takut kita lelah dan terjatuh sebab tak hati-hati . .
Hingga ujung dari pelangi kan kita temui disana segenap malaikat turut melingkari.

Jumat, 12 Juni 2015

Mungkin yg terjadi padaku saat ini adalah aku sedang lelah mengejar . .
Aku merasa selalu berlari .
Menuruti setiap lorong utk ingin mendapatkan jawaban atau mgkn sekedar tanggapan,
Hingga tidak byk yg ku dapatkan.dan menghibur diri sendiri. Selalu berprasangka baik dan menganggap semua baik2 . .
Aku sedang lelah mengejar.
Aku merasa apa yg ku lakukan tdk seimbang . . Tdk ada timbal balik.
Tak apa . .
Mgkn kau memang begitu.
Apakah aku sedang menghukummu?
Tidak, sama sekali. Aku tidak setega itu . .
Aku hanya ingin kau merasakan ttg dirimu sndiri

Kamis, 11 Juni 2015

sendirian

akhir2 ini aku sering tidur siang
hanya agar bisa nglembur malam
selalu saja ada yang harus aku kerjakan
kadang aku tertukar antara prioritas dan bukan

jujur saja sebenarnya hari-hari ini aku agak introvert
pengen sendiri
jalan sendiri
nangis sendiri
kerja sendiri
bahkan aku mengerjakan oprec asrama hampir sendirian

aku merasa sangat kacau
skripsi, yes, kmp, asrama
biarkan aku selessaikan urusanku dulu
terutama urusan hati ini
mohon doanya :')

Rabu, 10 Juni 2015

Alam Manusia

Keriuhan dunia, seakan menawarkan byknya impian-impian tanpa batas. Tak ada yg tau bukan, kapam impian kosong itu akan nyata ? Tapi kadang, manusia meributkannya. Seakan segalanya akan ada digenggaman jika memiliki tangan paling kuat. Maka, sibuklah manusia memperkuat tangannya. Ternyata kekuatan tangannya tak hanya utk menggenggam mimpi, tapi meninju orang yg mulai mengusil mimpi dan impiannya.
Manusia selalu salah menggunakan alat. Nurani yg seharusnya berbicara ttg benar salah tak pernah jadi acuan. Kekuatan adalah keutamaan dalam meraih penghargaan.
Penghargaan, adalah impian itu. Penghargaan sesungguhnya hanyalah nilai rekaan manusia sendiri. Semacam kesepakatan baik-buruk, indah-jelek yg hanya disepakatai turun temurun tanpa ada penelaahan mendalam ttg esensi penilaian..
Yg buruk akan selalu dianggap buruk, jika manusia masih percaya buruk sbg defenisi dr nenek moyang.
Mengubah pandangan penilaian tentu dari masing-masing manusia itu sndiri di mulainya.
Jika yg kaya dunia adalah yg paling mulia, selamanya manusia tidak akan menganggap Nabi manusia paling mulia, karena Nabi sering tak punya apa-apa.
Jika yg dianggap hebat adl yg kuat, maka selamanya para pemakai otot dianggap hebar.
Kita terkungkung pada dunia persona, yg mengajari kita ttg citra hingga kita kehilangan makna atas diri sendiri. Selalu menuruti apa yg diinginkan dunia pada kita.
Jika kita tau maksud dan tidak menghilangkan esensi nyata dari diri, itu tdk menjadi masalah. Tapi bahaya, jika manusia hanya menjadi produk citra, tempelan2 label yg dipakai tanpa tau makna.

Selasa, 09 Juni 2015

Bangku

Ada lelaki yg selalu datang dan bertitip pesan
Ada wanita yg selalu menunggu dan menjumputi rangkaian pesannya
Aku, adalah bangku yg menjadi saksi mereka.
Mereka yg tak pernah bertemu, tapi saling memberi dan menerima.

Terkadang aku heran,
Sejauh itu tapi sedekat itu . .
Jika nanti Tuhan memintaku berbicara, aku ingin bersaksi ttg bagaimana kisah mereka menjaga diri

Perantara

Aku bertitip salam pada langit dan matahari, dan mereka menyampaikan pesan melalui pagimu . .
Aku bertitip salam pada awan dan angin, dan mereka menyampaikan pesan melalui hujanmu . .
Ada alam yg melingkupi kita,
Biarkanlah saja menjadi sepenuhnya perantara. .

Memahamimu dgn Ajaib

Kadang aku bisa mengulum tawa geli, atas banyak sikap atau apa pun itu yg ada pada dirimu . .

Dengan kondisi serba berbatas ini,
Memahamimu tak hanya cukup dgn logika dan perasaan.
Tapi harus menggunakan intuisi dan gelombang transpersonal.
Nyata.. ini benar2 nyata.

Aku seakan harus berjalan menelusuri dirimu.. mencari jalan yg bisa ku lewati utk menemukan jawaban yg mgkn tak kau katakan secara langsung.
Kehadiran hati dalam setiap penilaian dan pembuat keputusan, ketika itu berkaitan denganmu sangat harus digunakan.

Malam ini, tidak ada pesan perantara..
Semua melalui intuisi. Menuruti intuisiku utk turun mengambil sesuatu yg kau letakkan disana.
Dan sungguh benar, titipanmu itu sudah ada disana.
Ini semacam sinyal atau apa? Gelombang? Apalah itu . .
Segala hal yg selalu berulang spt ini, satu yg kuyakini. Yaitu . .
Tuhan sedang turut peran :')
Ini tak sekali dua kali, ini sering terjadi. Aku saja yg merasa, atau kau juga?

Aku selalu berpikir, seajaib itu kah kita..?

Senin, 08 Juni 2015

Kanak-kanak itu spt Kita

Yaa . . Mungkin aku, ataupun kau . .
Seperti kanak-kanak yg terjatuh di taman bermain sekolahnya.
Luka dan darah membuatnya menangis . .
seketika sang guru tersenyum padanya dan mengulurkan tangan.
Seketika itu pula anak itu terdiam dan tersenyum kembali. Seakan lupa pada luka dan darahnya yg hebat . .
Lukanya sembuh hanya karena setarik senyuman yg hangat dan darahnya terhenti hanya karena uluran yg lembut . .
Guru itu tak benar2 menyembuhkan seperti seorang dokter, tapi dia memberikan kesembuhan yg membuat hatinya merasa baik-baik saja, meski kakinya terluka :')

Aku, atau kita -ternyata sangat kekanakan bukan?
Seperti anak itu . . Yg sembuh karena senyuman ketika salah satu dari kita berperan sbg gurunya :')
. . Betapa dahsyatnya . .

Pesan Puisi (lagi)

TAJAM HUJANMU
Oleh :
Sapardi Djoko Damono

tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu:
payung terbuka yang bergoyang-goyang di
tangan kananku,
air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya,
dua-tiga patah kata yang mengganjal di
tenggorokan
deras dinginmu
sembilu hujanmu

Kumpulan puisi
Perahu Kertas,

Jumat, 05 Juni 2015

Sama, Tak Seimbang

Mungkin sudah seminggu ini. .
Aku sulit tidur. Selalu tidur diatas jam 1 malam. Lebih parah malam tadi. Jam set 4 baru bisa memejamkan mata.
Banyak hal yg terlalu ku pikirkan, atau ku cemaskan.
Tubuhku tdk bisa beristirahat.
Aku pun sama, tak seimbang.
Memohon kekuatan, tapi mgkn tak selalu langsung diberi jawaban.
Berbeda, jauh berbeda . .
Tdk mgkn lagi byk bercerita.
Jika pun aku bercerita, tak mgkn akan menemukan tanggapan dan senyuman yg sama.
Padahal itu semua menguatkan.
Kini memang harus sendirian.
Aku melarikan diri utk tdk banyak memikirkan, tapi tdk bisa.
Tubuhku tdk bisa..
Hatiku juga tdk bisa berpura-pura..
Hatiku tau sesungguhnya yg dia butuhkan, tpi memang tdk bisa dinyatakan begitu saja. Apalagi mendapat balasan..

Tadi malam, Dia tau bagaimana aku berjuang. Mengeluarkan semua emosiku di antara sepertiga malam.
Dia paham betul bagaimana rasanya hatiku pun tubuhku.
Aku sedang sangat lemah . .
Sama, aku sedang tdk seimbang.
Mohon doakan aku . .

Dia memang menentukan, tapi Dia memberimu pilihan

Aku akan bercerita padamu, bagaimana perjalanan ini selalu ku pertahankan untuk sampai tujuan . .
Dan bagaimana keyakinan datang dgn sangat ajaib.

Kali itu sungguh sangat awal, semua bermula. Kala kita berniat membicarakan apa yg terjadi. Mgkn kau lupa, namun aku masih sangat ingat sebuah solusi yg kau tawarkan yg tdk mungkin dilakukan dlm waktu dekat. Saat itu lah pertama, sangat pertamanya rasa yakin itu hadir begitu saja. Seperti ada pesan yg begitu saja ku tangkap.. dan yg ku yakini, itu bukan datang dari keinginan duniawiku.

Apa kah kau tau kapan pertama kali kau mengisi byk hariku?
Saat itu ada berada di antara dua pilihan laki-laki yg menawarkan masa depan yg sama. Saat itu, aku benar-benar berserah. Aku berusaha membuat perahu kertas dan meletakkan hatiku disana, apa jawaban Sang Pemberi Keputusan? Dia tak mendekatkanku pada keduanya . . Apa yg terjadi kemudian? Dia memasukkan namamu diantara kepasrahanku.
Itu sudah sejak lama..
Aku baru menyadarinya beberapa waktu terakhir ini. Ketika kita mencoba diri utk bertahan masing-masing.

Selama itu aku membaca byk pertanda. Mencoba merangkai potongan adegan menjadi satu benang utuh yg merangkai makna. Semu berujung padamu. Satu namamu.

Pernah ku katakan padamu, bahwa aku adalah pejalan kaki yg setia. Yg hanya akan berjalan di satu jalan yg sama. Mengapa? Sebab aku telah yakin bahwa jalanku akan membawa pada yg lebih baik.

Keyakinan ku tak hanya sampai pada ranah keajaiban. Keyakinanku akhirnya ku rasionalkan. Karena aku akan memutuskan hal terpenting dalam hidupku, maka harua pula ku takar dgn logika. Kata siapa cinta tak pernah bisa dgn logika? Sedang aku memilihmu dgn keseimbangan yg bisa ku usahakan. Seseimbang mungkin. Hingga mengukur dirimu dan diriku. Mana yg perlu dan tak perlu.
Mencoba sedikit memahami latar belakangmu, dan mdngukur mampukah aku. Dan apakah kau masih ingat.. ketika keraguan inu merayap, siapa yg menghentikannya dan membuatku tenang? Kau sendiri yg melakukannya utkku. Apa yg ju percayai? Ini adalab caraNya yg melaluimu.

Sampai pada titik ini, tak pernah henti pertanda itu datang. Sepitong demi sepotong..

Benar, aku pun tak tau bagaimana akhirnya. Namun yg ku percaya, Dia adl apa yg kita prasangkakan. Maka aku tak pernah menaruh ragu dan curiga.
Kini segalanya hanya ada padamu.. mgkn Dia telah mengirim pertanda yg masih ragu kau baca. Maka ini semua ada ditanganmu. Dia memberimu pilihan . .

Aku selalu ada

Mana kala hendak kau mencari daku,
Carilah dalam lembaran puisi yg sedari dulu membisu tak pernah terbaca.

Mana kala kau hendak menemukan daku,
Temukanlah dalam kata-kata bersajak yg masih saja terdiam hening.

Mana kala kau mulai merasa kehilangan daku,
Carilah di sela-sela setiap syair yg dulu pernah mengalir.
Disana lah kalanya aku hidup.
Bersama puisi yg tak pernah terbaca.
Bersama kata yang tak pernah bersuara.
Bersama syair yg selalu mengalir.
Hidupku hanya kisah, dan mgkn mudah terlupa. Tapi dengan mereka kau akan selalu bisa menemukanku, kala kita tak bersua.
Aku ada. Selalu ada.

Kamis, 04 Juni 2015

Pesan Lirik

Terbuai aku hilang terjatuh aku dalam
Keindahan penantian
Terucap keraguan hati yang bimbang
Yang terhalang kepastian cinta

Aku hilang
Aku hilang

Tersabut kabut malam terbiasnya harapan
Yang tersimpan sejuta bertuan
Terasa kerinduan hati yang bimbang
Yang terhempas kepastian cinta

Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya
sunyi
Dan berikanlah arti pada hidupku
Yang terhempas yang terlepas bersamamu dan tanpamu aku hilang
selalu

-Noe-

Rabu, 03 Juni 2015

Ada apa denganmu?

Aku percaya kau akan menemukannya . .
Aku percaya kau tidak selemah itu. .
Kau adalah seorang yg kuat. Itulah kau yg ku kenal. Seorang yg selalu bersungguh-sungguh. Itu kau.
Kau adalah seorang yg selalu berjuang sampai akhir.
Yg selalu mengatakan segalanya mungkin dan bisa. Yang selalu percaya segalanya bisa dihadapi.

Ada apa dgn mu, Tuan?
Apa yg menghilang darimu . .

Segeralah kembali spt Tuan yg ku kenal. Yang selalu ku percaya kata-katanya, yang selalu bisa ku andalkan :')

Jika apa yg kau rasakan begitu berat . .
Aku sudah menawarkan "rumah" utkmu datang jika memang kau tidak lagi memerlukanku . .

Aku hanya ingin kau setegar saat itu . .
Bahkan kau selalu bisa memberiku kekuatan.
Jgn mengambang spt ini . .

Apa yg kau butuhkan? Katakanlah . .
Jika dgn aku pergi kau menjadi lebih baik, aku akan berusaha utk itu :'(

Titik Lelah

Bagaimana jika akhirnya aku merasa lelah?
Seakan aku berusaha sndirian . .
Terbang dgn sayap sebelah. Melangkah dengan kaki sebelah.
Aku sulit membuatnya menyadari.
Aku seperti dijatuhkan berkali-kali.
Lagi-lagi aku harus sangat menahan diri. Aku tak terbiasa dgn hanya diam dan mgkn harus mengakhiri.
Jika aku dianggap tak menempatkan Allah disini, jelas itu kesalahan.
Doa itu tdk pernah lepas. . Meski aku dlam titik paling rendah sekali pun. Dalam keadaan sangat berputus asa sekalipun.
Tapi ayolah . . Tugas kita tidak hanya berdoa.
Tugas kita adl menjemput agar doa doa itu bisa terjawab. .

Jika aku mulai lelah nanti, bisa kah kau yg berganti peran. Spt apa yg ku lalukan sampai saat ini?
Berusaha membangunkanku..?

Kali ini, aku hampir tdk bisa merasakan apa-apa . .
Itu yg plg ku takutkan :'(

Ya Rabb . .
Aku lelah :'(

Kau spt Menunggu Hujan

Tubuhku bereaksi lagi..
Ah, dia ternyata terlalu lemah utk sekedar mencerna jawaban dan pernyataan. Tapi aku jg tdk bisa memaksakan.

Ini ternyata menjadi rumit.
Dan entah bagaimana meyakinkannya bahwa ini sesungguhnya tak serumit itu, ini adl hal yg sangat alami. Aku takut dia hanya terlalu khawatir dengan keputusannya sndiri. Dia tidak mampu bersikap selayaknya "manusia" biasa.

Aku suka dg sikap hati-hatinya, sikap dimana dia sgt mempertimbangkan segalanya. Namun dia akhirnya spt terjebak dalam dirinya sndiri. Hingga tak berani melangkah.

Keyakinan tdk sebuta itu Tuan. Keyakinan tdk serumit itu.
Keyakinan spt sebuah tanda yg mgkn kau sulit terjemahkan memang. Krn memang semua pertanda dlm keyakinan ini tak seharusny kau terjemahkan per kata. Hanya harus kau rasakan saja.

Jika kau ragu, seharusnya kau berkata dari awal. Hingga aku tak perlu menawarkan menjadi layang-layang..
Hingga tdk perlu aku menawarkan diri mnjadi penawar. Jika akhirnya kau ragu dan tak bisa bersikap.

Menurutmu ini tdk menggantungkan? Entah, aku smakin tdk bisa menilai ini menjadi seperti apa.
Aku masih merasakan hal yg sama dari awal pertama hingga sekarang.
Namun, pandanganku ttg masa depan semakin kabur.
Janji yang selalu kau agungkan seakan tdk begitu jelas.
Ini spt keyakinan yg bertepuk sebelah tangan..
Meyakinkan mu tdk pernah mudah. Karena kau sudah membangun keraguanmu sendiri.

Ini seperti seorang yg menunggu hujan. Kau telah merasakan angin berhembus rendah. Kau telah merasakan udara menjadi agak dingin. Dan kau telah melihat mendung mulai menggantung. Tapi kau masih tak yakin hari akan hujan. Padahal pertanda itu nyata.
Hingga akhirnya gerimis, kau masih tak percaya hujan telah datang. Kau menampik, ini hanya gerimis bukan hujan. Kau tak tau darimana gerimis ini datang dari takdir Tuhan atau dari fatamorgana krn kau menginginkannya. Hingga hujan turu dgn syahdu. Kau masih ragu utk membedakan asalnya hujan dari mana. Sampai hujan trlewat dan kau melewatkan kesempatan utk merasakannya datang. Hanya krn kau tak mudah percaya dan ragu ragu, hanya krn kau tak yakin drmana hujan datang.. dari Titah Tuhan atau hanya sebuah fenomena alam. Akhirnya kau melewatkan hujan ithu . .

Aku sih YES!

Kita kadang masih sering bertemu
dalam wadah yang sama
aku sih tak bosan
karena di mataku selalu ada yang baru
ya... mungkin ini mata dunia yang menipu
walau mata kadang ditundukkan
tapi ada bunga dalam hati

dalam wadah yang samapun kadang kita berbeda pendapat
Aku bagaimana, kamunya bagaimana
aku tahu itu adalah alarm untukku
yang memang aku sedng tak seimbang
ada syukur berbalut gemes
lagi-lagi kesimbanganku diuji

Dalam wadah ini pun banyak bullyan
Biasa bagimu, tidak bagiku
aku grogi, salting, dan entahlah
Banyak kesamaan yang mereka tangkap
padahal itu bukan skenario kita
itu skenario Sang Pemilik Cinta
memang benar, ketika kita cinta pada Sang Pemilik cinta
maka Dia akan memberikan cinta kepada yang mencintaiNYA
yang lebih keren lagi, kadang kita tidak perlu mengatakan cinta
karena alam semesta akan mengatakanya, dengan izinNYA
walaupun aku belum sepenuhnya yakin apakah ini "jawaban" duniawi atau ukhrawi
tapi paling tidak aku bisa menjawab sebuah pertanyaan
"Apakah Kamu optimis?"
aku sih YES! :')

Aku tidak seimbang

Baru kusadari
beberapa minggu ini
Hari-hariku berubah
Terkadang setiap terbangun, aku disambut dengan senyum semangat pagi
dan senyum itu awet hingga pagi lagi
bahkan rumput dan langit pun ikut tersenyum
Terkadang saatku sulit terbangun, aku disambut dengan penawar
penawar yang mengukir senyuman
hm.. tapi agaknya itu sudah berubah
Hari-hariku berubah biru
Aktivitasku kdang tak tentu
perfomansiku juga mulai tak mutu
senyumku tak seperti dulu
ku kehilangan keseimbangku
perubahan ini bukan kesalahan, ini memang seharusnya
aku perlu menemukan diriku kembali dalam sajadah panjang
menemukan semangat dalm setiap tanda-tandaNYA
aku perlu berdialog panjang dengan sang Penciptaku
dialog dalam doa dan sujud
Ya Allah tunjukanlah kepada kami bahwa yang baik tetaplah baik, dan berikanlah kami kekuatan untuk memperjuangkan kebaikan

Selasa, 02 Juni 2015

Satu-satunya Bidadari

Malam ini, disebuah Grup Muslimah yg isinya kebanyakan ibu-ibu. Sedang ada permasalahan ttg seorang suami yg ingin menikah lagi . . Bagaimana istri bersikap dsb.

Jujur, saya tidak bisa membayangkan betapa rasanya . .
Mgkn sakit kecewa remuk dan merasa dirinya ada yg salah. Segala hal yg negatif mgkn sedang merundungi ibu itu. Sungguh tepatnya, saya tidak ingin merasakan. Semoga Allah menjauhkan saya dari takdir demikian . . Semoga Allah tahu bahwa saya tidak cukup kuat utk menghadapi hal semacam itu.
Atau doa saya yg salah? Semoga Allah mempersiapkan hati saya pada segala kemungkinan yg pun belum diketahui., begitu kah seharusnya doa saya?

Kepada lelaki yg akan bersama saya nanti . .
Sungguh jujur saya mengatakan bahwa saya hanya ingin menjadi satu-satunya bidadari bagi hatinya, di dunia dan akhirat :')
Seperti Khadijahnya Muhammad, seperti Fathimahnya Ali. Yang hanya tunggal mendampingi.
Saya ingin menjadi satu-satunya rumah yg dituju. Satu-satunya penampung semua impian harapan duka dan luka sekalipun. Satu-satunya bunga yg menebarkan aroma wangi di rumah.

Saat ini, mungkin yg berbicara adalah sisi egois saya . .
Saya tdk bermaksud mengingkari sunnah Rasul junjungan saya. Namun, andaikan hati ini bisa memilih, saya memilih utk mendapatkan surga dari pintu yg lain. Bukan dari pintu yg harus membagi hati..

Ya Allah mampukan hamba utk menjadi yg satu :')