Jumat, 15 Januari 2016

Dihantui rasa bersalah

Aku selalu berpikir
Tentang sesuatu yang kita perjuangkan
Sesuatu yang kita rela berbagi
waktu dan energi

Aku ingin melakukan banyak hal
Bersama, berdua, mesra
Hanya pelangi dan bintang yang menemani kita
Indah dan bahagia

Tetapi ada hantu yang membayangiku
Sebuah rasa bersalah
Sebuah pertimbangan
Apakah yang kita lakukan ini benar?
Atau ini sebuah kesalahan
muncul rasa tak tenang
Merasa gelisah
Karena takut salah

Apakah,
kita masih dalam kondisi "beristikhoroh"?
Dan "berikhtiar"?
Semoga iya..
Karena kedua kata itu
memiliki akar kata yang sama
"khoir" artinya kebaikan

Tetaplah bertahan memperjuangkan kebaikan
Karena tujuan kita bukan kebahagiaan
Tujuan kita adalah kebaikan
Kebahagiaan hanya efek samping
dari memperjuangkan kebaikan
Kebahagiaan adalah proses

Dalam diamku
Dalam lamunanku
Dalam doaku
Dalam ide2 anehku
Aku meletakkanmu pada posisi terbaik
Aku bahagia dengan itu
Sederhana..
Minimal hantu itu tak menari dikepalaku

Kamis, 07 Januari 2016

Pergeseran

Aku tidak pernah tau kabarmu, sekedar sebuah kabar. Tidak pernah.
Ini memang sudah biasa. Sangat biasa terjadi. Hari terlewati tanpa ada satu sapaan atau malah balasan. Iya, mungkin kamu benar -kamu memang selalu benar, katamu : kita memang sedang menjaga.
Bukan hal yg besar bagiku utk mendengar kata2 itu. Aku cukup paham dgn banyaknya 'nasihat' darimu. Bahkan dgn sebuah penyadaran dr diriku sendiri. Ya, memang harus begitu.

Manusia selalu berubah. Aku juga berubah, entah mjadi lebih baik atau tidak. Kamu juga. Pasti berubah. Dan sepertinya memang begitu.
Apa masalahnya dr sebuah perubahan ? Adalah ketika kita tidak menyadarinya dan sikap kita pada oranglain pun menjadi berubah. Sikapmu padaku mungkin byk berubah. Itu bisa membuat Sikapku padamu mungkin juga berubah. Sepertinya itu yg terjadi.

Berkata kamu ttg harapan: Jangan pernah berharap padaku, sebab kau akan kecewa.
Sebisa mungkin aku menekan semuanya. Berharap kau menyapa, tapi tak ada. Yasudah. Berharap kau membalas, tapi tak ada. Yasudah. Aku selalu membuat seribu satu alasanku sendiri agar mbuatku tenang. Menghibur diri.

Dan aku selalu berdoa, semoga aku bisa bertahan . . Dan tidak mencari "kebahagiaan" yg lain.

Aneh . . Ketika aku menuliskan ini rasanya aku tau bgmana kamu akan menanggapi.
Mungkin beberapa jawabanmu adalah memang harusnya begini, atau jangan berharap padaku, atau jika kmu ingin mencari kebahagiaan yg lain silakan, atau aku bisa apa . .

Aku hanya sedang bercurah hati.

Rabu, 06 Januari 2016

Nada suara 3:03

Ada yg terdengar tiba-tiba di perjalanan menuju jogja.
Dari sebuah kado ulangtahun, katanya. Dia membuatnya sendiri dengan petikan gitar yg baru aku tahu dia bisa memainkannya. Entah kapan dia mulai mengakrabi alat musik.

Dari sekian jarak yg merentang kemudian suara itu berdendang. Dan sepertinya jarak berhasil dia lipat dengan seketika. Perjalanan yg terasa tidak sendiri.

Semagis itu ternyata, kenangan.
Ketika dia diputar kembali maka dimensi waktu bisa tergapai dan seperti ditarik ulang di rangkaian yg sama.

"Kau memang bukan bintang di langit, memang tak seindah pelangi. Tidak seperti oranglain. Kau memang bukan mereka. Hanya kau dan apa adanya kau. Atas semua kelebihan dan kekurangan. Menerimamu? Dari sisi mana yg tidak ku terima? Telah ku pilih dan telah ku terima. Nikmati saja menjadi dirimu. Jika pun aku kecewa, aku tau kau hanya insan biasa.. aku juga. Insan biasa. Kita nikmati saja semua anugrah hidup yg kita miliki. Tak harus sempurna. Namun jangan tak mau menjadi lebih baik utk diterima."
: menjawab nada suaramu yg terekam dalam 3menit tepat 3detik.

:')