Rabu, 29 Oktober 2014

-doa-

Ya Allah. . Izinkan kami. .
*belum selesai doa itu terucap, air mata menetes. . Doa Itu terlarut bersama rintik air mata yg jatuh di tangan yg menengadah. .

Senin, 27 Oktober 2014

MendekatiMu

Barang siapa ingin berdekatan dengan Allah. . Sesungguhnya Allah berada diantara para dhuafa. .

Sepenggal nasihat yg membuatku berpikir banyak. Tentang kehidupan yg melenakan. Yang hanya mencari kenyamanan semu.
Ketenangan kita terkadang hadir ketika kita bersama orang-orang yg lebih berpunya.
Sementara kita lupa bahwa trnyata rizki Allah berada diantara orang2 dhuafa..
Sedekah kita. . Uluran tangan kita. .
Sesungguhnya disanalah kita temukan apa yg kita cari.
Sesuatu yg tak bisa kita andalkan ketika bersama orang2 yg mungkin lebih berpunya.

Rizqi Allah hadir dari keridhoanNya pada kita. Bukan datang dari tangan2 pemegang uang titipan.
Kita lupa bahwa rizqi sesungguhnya bukanlah sesuatu yg dapat dihitung.
Rizqi adalah sesuatu yg membuat kita tenang ketika kita mendapatkannya. .

Menyusun langkah utk berdekatan denganNya. . :')

Kenapa kamu?

Ada banyak harapan. .
Ada banyak cita-cita. .
Ada banyak angan-angan. .
Ada banyak impian mulia. .
Dan ada banyak energi utk belajar belajr bersama. .
Yang aku percaya, denganmu semua bisa kita lakukan bersama :')
Smoga Allah menjawab doa kita. .

Sabtu, 25 Oktober 2014

Antara kami dan Kau

Bolehkah hamba takut kehilangan. . ?
Padahal rasa memiliki bukan lah Hak sebagai makhluk..

Jika tidak boleh hamba takut kehilangan. .
Boleh kah hamba berdoa?
Jangan Kau ambil apa yg kini cukup dekat dari hamba. .

Jika ketakutan ini tetap harus disandarkan pada keikhlasan. .
Sedang hamba masih terlalu memaksa. .
Maka ampuni hamba, dan persiapkan hati hamba. .
Kuatkan hati hamba dalam setiap ujung yg Kau tuntun.

Namun, jika berdoa adalah hak dan kewajiban hamba. .
Hamba akan tetap memilih utk berdoa.
Doa agar setiap langkah adalah keridhoan
Doa agar setiap yg didekatkan adalah kesyukuran
Doa agar setiap usaha adalah dalam tujuan pada perbaikan. .
Kami menghamba padaMu. .
Maka izinkan kami tetap dalam doa yg sama. . Dan berjamaah menuju surga

Jumat, 24 Oktober 2014

Romansa

Kita berada di satu alur romansa yg sama.
Hanya saja selalu pada tempat yg berbeda. Berada pada dua titik berbeda.
Pun kita harus menggunakan wajah berbeda jika harus dalam satu adegan yg sama.
Agar tak seorang pun tau ttg apa yg tersimpan.
Bagaimana bisa kita tidak lelah dengan semua ini?
Padahal pun kita belum tentu bersama. .
Yaa. . Kita berencana utk bersama. Tapi tetap tidak pernah pasti.
Mgkn kau yg pergi, atau malah aku yg menjauh.

Romansa kita harus kita pikirkan ulang. .
Seberapa tangguh kita utk bertahan.
Apakah cukup daya kita utk bertahan?
Aku menjaminmu, bahwa aku bisa kau andalkan. .

Jumat, 17 Oktober 2014

Pesan Puisi 1#

Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San
Fransisco karya Sapardi Djoko Damono

kabut yang likang
dan kabut yang pupuh
lekat dan gerimis pada tiang-tiang jembatan
matahari menggeliat dan kembali gugur
tak lagi di langit berpusing
di perih lautan.

Sesungguhnya aku tak terlalu paham makna dari tiap katanya. Namun puisi ini berhasil menyampaikan rasa yg terselip dari penggambaran puisinya. Yang ku rasakan disana ada sebuah hawa dingin yang menelusupi. Menghampiri si aku yg sedari tadi terdiam. Entah dalam keadaan menanti atau kehilangan. Tapi si aku pun sedang berhati biru seperti nuansa sekitar jembatan itu.
Puisi ini sangat singkat. Bagiku sangat magis. Penulis seperti sengaja membuat imajinasi penikmati mencari sendiri alur dan suasana yang tergambar. Tidak bermaksud mengekang khayalan. Kebebasan puisi ini lah yg membuatnya bermakna. Hati penikmatnya menjadi ikut biru dan basah. Sebab akhirnya penikmat akan membayangkan satu adegan yg settingnya paling dekat dengannya. Mungkin selembar kenangan terpanggil datang dan membuat mata penikmatnya berembun. .

Jumat, 10 Oktober 2014

Rindu dan Kenangan

Ada sensasi yg menakjubkan sore itu. .
Ketika entah mengapa saya tertarik utk membuka lemari kayu tua di sebuah kamar yg auranya berbeda.
Ada sebuah nuansa yg hilang.
Ada sebuah kelengangan yg tak pernah bisa terisi lagi.
Rasa lengang yg tak meresahkan. Lengang yg meninggalkan ketenangan tapi sekaligus kesepian yg mendalam.
Kamar yg tak pernah berubah sejak saya kecil hingga saya sedewasa sekarang.
Kamar eyang. Kamar yg kehilangan satu nyawanya..

Kerinduan atasnya memang tak pernah bisa tertepiskan.

Sore itu. . Untuk pertama kalinya saya membuka lemari pakaian eyang kakung setelah beliau pergi.
Jika harus menggambarkan apa yg saya rasakan. . Mungkin tidak akan ada rangkaian yg tepat utk menerjemahkan getar itu.
Seperti segelinangan air mata yg tumpah namun tak kuasa utk keluar dan akhirnya hanya tertahan di dada. Sesak. Penuh. Dan sakit..

Melihat pakaian pakaiam beliau yg masih sangat rapi. .
Otak ini seakan bejalan mundur mengingat sosok gagah itu mengenakan pakaian2 itu di suatu adegan masa lalu.
Kerinduan itu tumpah berkepingan.

Membayangkan betapa ternyata saat2 itu memang telah hilang dan tidak akan kembali.
Tak pernah kembali pada suatu kondisi yg diharapkan.

Magis. Pakaian2 itu merebut semua daya ingatku utk mengenang.

Terakhir. .
Mohon doa utknya. . :')
Semoga semua rindu ini akan bermuara di potongan surga yg sama

Minggu, 05 Oktober 2014

Sebuah Pengingat 2#

Masalah terbesar adalah sebuah masalah yg hanya kita diamkan.. tanpa ada sebuah akhir yg disepakati. Tanpa ada pembahasan yang tuntas dan segera. Dan yang paling parah. . Adalah jika masalah ini hanya disadari dan dianggap penting oleh salah satu pihak saja, tanpa ada usaha utk saling memahamkan. Dan yang sangat berbahaya. . Adalah sebuah masalah yg sama sekali tidak disadari pun tidak dianggap penting oleh keduanya. Hingga permasalahan itu terus berulang dan tidak menemui kesepakatan.. akhirnya kita tidak belajar apa2. Sementara permasalahan itu ada di belakang..

-Ini Keputusanku-

Meski akhirnya aku memutuskan utk berhenti dan keluar.. aku tidak pernah menyesalinya. Bahkan aku tidak berpikir bahwa pilihanku yg lalu itu adalah sebuah kesalahan. Toh pada akhirnya aku banyak belajar. Tentang bagaimana konsep diriku yg sesungguhnya. Tentang bagaimana keputusan paling bijak bagiku. Tentang bagaimana hatiku nantinya bersikap. Tentang sebuah tekad yg lebih kuat. Tentang cara yg memang harus ku pertanggungjawabkan.
Pilihanku bukan krn aku egois ingin menikmati sesuatu yg sempat tercerabut. Tapi pilihanku adalah utk menyelamatkan diriku dan menggenapi apa yg belum terisi.

Aku tidak menyesali pilihanku yg lalu.
Sebab aku, paling tidak telah berani mencobanya.
Mencoba sesuatu dgn segala daya keberanian yg ku kumpulkan.

Dan kini, dengan segala keberanian pula.. aku mundur dengan gagah.
Dengan bukan krn kalah..
Namun karena aku memilih medan perangku sendiri, nanti. .

Kamis, 02 Oktober 2014

Luka dan layang-layang

Aku baru menyadari.. bahwa bermain layang-layang itu terkadang juga membuat luka. .
Sebab benang yg menyayat jemari..
Yaa.. mungkin itulah yg sebenarnya.
Tidak selamanya bermain layang-layang hanya tentang menjaga jarak.. tpi bisa saja terluka krn harus mempertahankan agar dia tidak putus terbawa angin. .

Dan aku rela utk terluka :')