Rabu, 03 Juni 2015

Kau spt Menunggu Hujan

Tubuhku bereaksi lagi..
Ah, dia ternyata terlalu lemah utk sekedar mencerna jawaban dan pernyataan. Tapi aku jg tdk bisa memaksakan.

Ini ternyata menjadi rumit.
Dan entah bagaimana meyakinkannya bahwa ini sesungguhnya tak serumit itu, ini adl hal yg sangat alami. Aku takut dia hanya terlalu khawatir dengan keputusannya sndiri. Dia tidak mampu bersikap selayaknya "manusia" biasa.

Aku suka dg sikap hati-hatinya, sikap dimana dia sgt mempertimbangkan segalanya. Namun dia akhirnya spt terjebak dalam dirinya sndiri. Hingga tak berani melangkah.

Keyakinan tdk sebuta itu Tuan. Keyakinan tdk serumit itu.
Keyakinan spt sebuah tanda yg mgkn kau sulit terjemahkan memang. Krn memang semua pertanda dlm keyakinan ini tak seharusny kau terjemahkan per kata. Hanya harus kau rasakan saja.

Jika kau ragu, seharusnya kau berkata dari awal. Hingga aku tak perlu menawarkan menjadi layang-layang..
Hingga tdk perlu aku menawarkan diri mnjadi penawar. Jika akhirnya kau ragu dan tak bisa bersikap.

Menurutmu ini tdk menggantungkan? Entah, aku smakin tdk bisa menilai ini menjadi seperti apa.
Aku masih merasakan hal yg sama dari awal pertama hingga sekarang.
Namun, pandanganku ttg masa depan semakin kabur.
Janji yang selalu kau agungkan seakan tdk begitu jelas.
Ini spt keyakinan yg bertepuk sebelah tangan..
Meyakinkan mu tdk pernah mudah. Karena kau sudah membangun keraguanmu sendiri.

Ini seperti seorang yg menunggu hujan. Kau telah merasakan angin berhembus rendah. Kau telah merasakan udara menjadi agak dingin. Dan kau telah melihat mendung mulai menggantung. Tapi kau masih tak yakin hari akan hujan. Padahal pertanda itu nyata.
Hingga akhirnya gerimis, kau masih tak percaya hujan telah datang. Kau menampik, ini hanya gerimis bukan hujan. Kau tak tau darimana gerimis ini datang dari takdir Tuhan atau dari fatamorgana krn kau menginginkannya. Hingga hujan turu dgn syahdu. Kau masih ragu utk membedakan asalnya hujan dari mana. Sampai hujan trlewat dan kau melewatkan kesempatan utk merasakannya datang. Hanya krn kau tak mudah percaya dan ragu ragu, hanya krn kau tak yakin drmana hujan datang.. dari Titah Tuhan atau hanya sebuah fenomena alam. Akhirnya kau melewatkan hujan ithu . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar