Sabtu, 26 Agustus 2017

Titik Temu

Sempat kita
Menempuh terjal perjalanan
Menyibak belukar
Menenangkan hujan
Dan menjaga kesendirian

Lalu disadari, menyintas masa depan
Nyatanya tak hanya butuh keberanian
Tapi juga kokohnya pertalian
Yang dijaga berpasangan
Ketika masa menginjak pergantian
 
Waktu serasa berhenti sementara Menyaksikan se-janji diikrarkan
Persatuan cinta para penghamba
Dalam jalan menebar kebaikan
Menyusun peradaban

Andai kita tidak saling menemukan
Penggenap dari jiwa yang Allah takdirkan,
Mungkin benar,
Purnama tidak lagi disebut rembulan

Kita,
Dalam dekap kasih sayang semesta.
Smoga dijadikannya nyata
Segala yang selalu didoakan

Selasa, 13 Juni 2017

Janji untuk Suatu Hari

Kalau
aku diminta berlari terus,
Aku tidak bisa . .
Nafasku bisa putus-putus
Mungkin
suatu saat,
Kau juga bisa lelah.
Dan aku tidak boleh berhenti lemah
Atau meninggalkan mu di tengah-tengah

Kelak,
Mau kah kamu berhenti sejenak,
Dan menungguku ?
Terlebih, menggandeng dan berjalan bersama ?
Aku pun berniat utk selalu membersamai.
Meski aku berada di perbatasan kemampuan

Karena,
Pernikahan itu bukan lomba lari
Untuk saling mendahului
Atau membuat yang lain lemah.
Atau untuk menjadi pemenang sendiri.

Sesungguhnya,
Kita berada di sisi yang sama
Dalam tim yang sama.

Maka,
Jadilah kita tim yang tumbuh
Dalam naungan yang sama.
Agar bisa menciptakan kemenangan
Yang berharga
Tanpa ada yang tertinggal dan terluka.

Jumat, 09 Juni 2017

Rumah

Kala nanti aku merasa lelah,
Dan banyak mengeluhkan sesuatu...
Mohon jangan ditolak.
Biarkan aku menangis di rumah dan meminta penguatan.
Karena bagiku nanti,
Kamu adalah satu-satunya tempat dimana aku tidak akan pura-pura kuat.
Atau pura-pura lemah.
Mohon terima emosiku dengan hati yang hangat dan terbuka.

Mohon utk tidak bertanya-tanya apakah aku apa adanya atau tidak.
Karena pasti..
Kamu adalah seseorang yang lebih tahu aku dari yang lain. Karena kamu tempat terakhir.

Mohon untuk percaya . .
Karena hanya padamu, aku bisa nampak tidak berdaya.
Mgkn pada yg lain aku bisa terlihat adidaya.
Tapi padamu, adalah tempat bersembunyi sementara

Jika aku merasa sakit,
Maka padamu . .
Itu artinya aku benar-benar sakit.
Aku bisa pura-pura baik-baik saja pada orang lain. Tapi tidak pada rumah dan tempat teraman ku.

Jika aku merasa berat,
Maka padamu . .
Itu artinya aku benar-benar sedang ingin istirahat.
Hanya utk meminta waktu,
Agar aku bisa menyusun diriku lagi, yang mungkin sudah berkepingan.

Karena sungguh,
Setelah seorang wanita menerima janji seorang pria , dan merelakan dirinya dibawa . .
Wanita seperti tidak lagi punya yg lainnya.
Rumahnya adalah suaminya.