Minggu, 13 Maret 2016

belum saatnya ber"buka"

analisis sederhana antara aku dan kamu
kita pake "triangle of love"-nya Stenberg
masih ingat kan?
passionate, intimacy, & commitment
coba kamu tebak! kira-kira kita di tahap mana?
*5 menit kemudian
**tidak ada jawaban
***baiklah

menggunakan kerangka ini memang sulit
karena kita selalu berdinamika, tidak tetap, cenderung berubah
akunya yang berubah sih, wkwkwk
*jahat

jika aku boleh memberikan skor
membuat prosentase dari kerangka ini
- passionate 69%
hal ini mengukur sejauhmana gairah, semangat, hasrat, dan gelora hubungan. menurutku ini yang paling tinggi. karena selalu ada semangat yang baru walau dengan sikap sederhana, ataupun senyum2 sederhana. ini semacam ukuran kebahagiaan githulah...
- intimacy 47%
intimacy itu daya romantisme *uwek... menurutku ini ini lebih rendah karena kadang kita sering diem-dieman *chiye... dan kita jarang banget ngobrol lama
- commitment 33%
ya.. kamu tahulah ini commitment yang seharusnya tidak kita buat. mengapa? karena commitment ini hanya untuk orang pacaran dan suami istri. orang kayak kita gini gk berhak berkomitment. *helllow... guweh siape... maka skor komitment menurutku paling rendah. makanya aku dulu sempat mencabut komitmen karena alasan ini. dan hanya menjanjikan 1 hal, yaitu silatirahim ke rumahmu.

dari skor diatas dapat diambil beberapa kesimpulan :
  1. jangan percaya dengan skor diatas, karena sangat subjektif
  2. kamu punya persepsi terhadap skor kerangka "triangle of love"
  3. hubungan dengan skor ini memiliki resiko tinggi bercerai *opotho. karena komitmen yang rendah padahal komitmen adalah satu-satunya pengikat hubungan
  4. repotnya adalah passionate yang tinggi menjadikan komunikasi sulit terlepas, ini bisa menjadi penderitaan
  5. kedua belah pihak mendapat kelelahan yang amat sangat, karena tidak kuatnya commitment
  6. dengan kondisi ini memberatkan kedua belah pihak, berat menarik di sisi lain berat bertahan, ada tarik menarik komitmen.
saran pengembangan
*berasa psikolog guweh
  1. tidak mungkin menguatkan passionate dan intimacy tanpa berkomitmen, karena ini adalah hal yang sia-sia. ini akan kembali kepada pertanyaan "aku thu siapamu". maka dari itu usaha-usaha untuk menguatkan passionate dan intimacy cukup sewajarnya saja, karena jika berharap lebih hanya ada rasa sakit
  2. mulailah menguatkan komitmen *ini berat dan menampar. jalan ini hanya bisa ditempuh dengan akad nikah, itulah komitmen sebenarnya
  3. jika belum bisa menguatkan komitmen, maka berpuasalah *ini saran nabi. puasa disini diartikan oleh penulis sebagai tiga hal, 1) puasa ber-passionate, 2) puasa ber-intimacy, dan 3) puasa ber-commitment.
  4. puasa itu menahan dari hal-hal yang membatalkannya hingga saatnya berbuka. kata kuncinya "menahan", ini memang bukan pekerjaan mudah. tapi bakal jadi ujian hati yang berpahala jika dibuat tidur, eh salah... buat beribadah maksudnya. masa-masa ujian semakin bernilai, bermakna, dan berhikmah jika disibukkan dengan kebaikan dan ibadah untuk Allah, bukan untuk yang lain..
  5. jika dirasa masih cukup memberatkan, maka berkomitmenlah pada ketetapan Allah, bahwa Allah tidak pernah salah menuliskan nama di lauhil mahfudz. Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita minta.
  6. yuk sama-sama kuatkan ikhtiar untuk mencari yang terbaik agar mendapat tempat terindah di sisi Allah, selamat berpuasa.... :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar