Senin, 07 Maret 2016

Temukan Dirimu

Benar, kita hanya akan menuruti takdir.
Ada sebuah keputusan yang harus senantiasa kita terima sebagaimanapun itu.

Namun,
Tidak kah kau merasa seperti tertusuk ketika membayangkan hal yang mungkin tidak kita inginkan terjadi?

Tidak kah kau merasa seakan ingin menggenggam sekuat tenaga meski kau tau genggamanmu sangat lemah dan hanya dengan doa kau bisa menggenggamnya?

Tidak kah kau juga merasa sangat khawatir hingga airmatamu bercurahan menjadi rinai-rinai yang menguntai. Kemudian dalam panjatan doa lah kau merundukkan hatimu sedalam-dalamnya. 
Memohon atas sebuah harapan yang sangat ingin kau genggam.

Jika kau tak merasa itu? Semua ini kau sebut apa? Semua yang bersemayam dalam hatimu itu apa? Semua yang kau pertahankan ini semua adalah apa?

Ketika semua orang mencoba merentang jarak kita, sikapmu itu kau sebut apa?

Atau kau bukan manusia yang memiliki semua rasa dan pengharapan itu?

Apakah usaha memang hanya terundak ke atas? Apakah sedikitpun kau tidak mau menoleh pada sesuatu yang kau rindukan. Hanya untuk sekedar memastikan bahwa yang kau rindu masih menunggu untukmu?

Atau kau kelewat tenang. Hingga kau tak pernah khawatir sedikitpun?

Kini, jika kau tak bisa menyelami mataku, maka berkacalah selami sendiri matamu.

Tanyakan pada muara terdalam hatimu, adakah kau serela itu untuk melepaskan?

Sementara ombak terus berkecamuk di samping kita. Apakah kau hanya akan menengadah ke atas tanpa terlebih dahulu mengembangkan layar atau mempertahankan kemudi?


Temukan jawabanmu, dan ceritamu akan sangat ku harapkan . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar