Sabtu, 25 Mei 2013

kupu, dan malam

Aku melihat kupu-kupu di tengah malam, selepas hujan
aku yang sedang tak ingin tidur kala itu, akhirnya menghabiskan malam dengan menziarahi aroma tanah yang menyeruak segar dari kunjungan hujan yang tak terlalu berderu.
Di sebuah bangku taman yang basah, aku duduk. Mendongakkan kepala. berharap bulan cepat kunjung menemaniku. Namun, yang ku dapati hanya sisa awan hitam yang belum wakunya untuk menjadi hujan. Mungkin esok pagi, awan ini akan menumpahkan hasratnya. Itu berarti, akan banyak anak-anak beriang canda diguyur hujan dan akhirnya tak sekolah.
Aku mencari sudut lain untuk menemani mataku yang tak mau terpejam. Diujung sandaran bangku taman, seekor kupu-kupu takzim menunduk. Mungkinkah masih ada kupu-kupu selarut ini? apa ia tersesat? Pikirku.

Aku mendekatinya perlahan. Sejengkal, demi sejengkal. Lampu taman yang sendu menyinari sayapnya yang lebar. Berwarna biru gelap mengkilat corak perak yang megah dilingkari warna merah yang berani. Seumurku hidup, baru kali ini ku temui kupu-kupu secantik dihadapanku ini.
Aku sangat menjaga  gerakanku mendekatinya, tak ingin ia pergi menghilang, dan aku tak memiliki kawan lagi. Dan.. benar. Aku tak bisa menahannya. Dia pergi, melayang, mengambang diudara, tepat ketika tanganku bergerak. Bangku taman yang berderit membuatnya tersentak dan terbang.
Kepalaku mendongak keatas dimana ia terbang. Berbelok kekanan, dan aku berdiri. Terbangnya makin rendah hingga aku tak lagi butuh mendongak. Mengikutinya. Serasa aku terhipnotis dengan kepakannya yang anggun lagi mantap. Selangkah, demi selangkah..

Kupu-kupu itu akhirnya berhenti lagi. Di sebuah pagar rumah kayu dengan halaman yang tak luas namun rapi. Mungkin, wangi mawar dan kenanga membuatnya terundang untuk berkunjung.
Setelah cukup ku pandanginya, aku baru tersadar, aku berada di depan rumahku sendiri.
Lampu kamar bawah menyala. Tak lama, pintu terbuka, seorang wanita berdiri dan memanggilku. Bertanya apa yang aku lakukan ditengah malam yang dingin ini bahkan tanpa alas kaki.
Seperti sebuah jentikan jari dimataku. Aku tersadar. Tak ada kupu-kupu dihadapanku. Tak ada wangi mawar dan kenanga. Tak ada aroma tanah basah. Bahkan  aku baru sadar, tak ada taman di dekat sini. Darimana aku tadi?

Akhirnya, aku masuk rumah dengan selembar selimut tebal dari wanita tadi. Tak lama akhirnya aku berbaring di kasur putih yang hangat, dengan secangkir teh panas. Ketika ku tolehkan wajahku pada cangkir itu… kupu-kupu cantik yang belum pernah ku lihat itu, berada dibibir cangkir. Dan baru kusadari…
Siapa wanita tadi? Aku hanya sendiri di rumah ini?
Kupu-kupu, wanita, malam, hujan, aroma mawar, kenanga, bangku taman…       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar