Minggu, 11 Januari 2015

Berita Pagi

Sebuah dering telpun masuk.. mengalirkan pertanda bahwa ada yg akan berbicara diujungnya. Sebuah nama tersemat di alat komunikasiku.
Tidak asing. Orang dgn nama itu sudah seperti kakakku. Perempuan yg ku kenal sejak aku SMP hingga sekarang kami masih berteman baik. Segala keluh kesah dan kisah kami saling tahu..

Ada suara yg agak bergetar. Suara yg seperti melayang kehilangan pijakan. Suara yg mungkin sedang sangat berusaha keluar utk menjadi kata-kata. Suara yg tak bersemangat.

Dia bercerita bahwa kisahnya telah usai. Lelakinya mengakhiri semua impian yg mereka perjuangkan.
Bahkan mereka melibatkanku dlm langkah kebersamaanya. .
Aku juga ikut remuk. Seakan udaraku juga membeku.

Hanya bertanya.... bagaimana bisa?
Dan dia menjawab dengan tak beraturan.
Akhirnya aku menawarkan diri. Perlu kah aku kesana dan menghampirinya?

Dia sedang menempuh episode studinya di sebuah rumah sakit. Nanti siang aku akan kesana. Menawarkan hatiku utk jadi pendengarnya.

Sejurus kmudia. . Aku mengabarimu ttg berita ini.
Karena detik itu menyadarkanku pada realitas sebuah cerita non fiksi.
Hidup ini bukan novel fiksi. Segalanya bsa terjadi dan memang sungguh terjadi.
Aku dan kamu pun sama.
Jika aku khawatir. . Bukan berarti aku tidak memperturutkan Tuhan.
Aku khawatir krn aku tak pernah berencana yg lain. . Selain denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar