Senin, 26 Januari 2015

Malam Rembulan Separuh

Seperti sedang menyusun kartu berantai. . Dan hampir selesai kemudia sebuah jentikan membuyarkan semua susunan. Menjadi kembali rata. Tak berbentuk.

Dari atas potongan langit, aku melihat bagaimana kecewa sedang beriak.
Aku melihat seorang yang sedang berpikir ulang tentang makna bahagia.
Yang baru dia sadari bahwa bahagianya hanya satu sisi.
Tak bersambut di sisi yg lain..
Ada yg seorang itu curigai, ternyata reaksi yg diharapkan tak berujung spt yg diinginkan.
Berniat mengajak utk lebih dekat dan memahami, ternyata malah bereaksi pada jarak yg semakin direntang.

Seorang ini semakin tak paham.
Dia pikir, ini hal yg sederhana. .
Ternyata tidak. Ternyata malah menjadi kesimpulan yg rumit.
Antara bahagia atau tidak. Antara mau atau tidak. Antara sepakat atau tidak. Antara mendekatkan atau tidak.

Kecewanya menjadi mendung dan berujung pada gerimis. .
Gerimis yg lagi-lagi dia sembunyikan di balik cahaya lampu kota.

Aku melihat dia dari atas potongan langit..
Dia, perempuan itu
Dan aku, Rembulan Separuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar