Minggu, 12 April 2015

Sebuah Nama, sebuah Cita

Setiap kali saya berkenalan dengan orang baru, dan mengetahui namanya.. saya cenderung akan mencerna nama tersebut.
Jika namanya unik atau baru pertama kali saya dengar, atau terdengar indah, saya tidak sungkan menanyakannya.
Namun, tak jarang saya temui mereka yg tak tahu sama sekali tentang arti namanya. Bagi saya itu aneh, mengherankan. Bagaimana bisa tdk tau? Kata mereka, mereka tidak pernah bertanya. Pun orang tuanya, tidak pernah menjelaskan.

Bagi saya nama adalah satu hal seumur hidup anda yg tdk akan pernah berganti. Usia, kenampakan fisik, skolah, alamat, nomer telpun, bisa saja berganti kan? Tapi nama? Tidak.. dari akta lahir sampai nama di pertanda nisan, nama tetap sama.
Maka penting untuk memahaminya.

Sewaktu saya kecil, saya selalu antusias untuk bertanya apa arti nama saya. Atau kenapa saya diberi nama demikian? Awalnya karena na saya 'Sakti' terkesan spt nama laki-laki. Kan saya perempuan? Knp nama saya itu? Lalu disambung dgn nama yg sgt perempuan 'mutiara' dan dilanjut dgn nama yg tdk trlalu asing bagi sebagian khalayak 'evitasari'.
Mama, sama antusiasnya ketika menjelaskan bagaimana nama -hal seumur hidup akan saya bawa itu, akhirnya terangkai. Cukup unik..

Akhirnya saya tau apa arti nama saya.. kenapa saya harus tau?
Bagi saya, nama bukan hanya sekedar doa dan harapan dari orangtua.. nama adalah Sebuah visi yg ditanamkan orangtua bahkan sejak anak lahir.
Nama adalah pengingat dan pengikat pada kebaikan.
Nama bukan sekedar sebutan.
Nama adalah Amanah. Amanah dari orang tua kepada anaknya.

Sakti, awalnya mama ingin nama anaknya ditulis dalam huruf sansekerta yg jika dibaca menjadi Scakti, artinya adalah permaisuri. Itu kata mama. Namun, krn penulisan akta tahun 90an belum bisa.. maka jadilah Sakti. Seorang yg pandai mengatasi masalah, seorang yg kuat dan selalu berjuang. Mungkin terdengar sangat maskulin yaa? Tapi tidak bagi saya pada akhirnya, wanita memang harus kuat dan selalu berjuang.

Mutiara, awalnya papa menyiapkan nama rembulan. Tapi saya lahir dgn mata sipit berkerling lucu -kata papa. Maka, mutiara dipilih mama krn dianggap lebih cocok. Mutiara, adalah perhiasan yg terjaga. Dalam al qur'an pengandaian sesuatu yg berharga itu spt mutiara yg terjaga.

Evitasari, ada fenomena dri nama ini. Kakak perempuam saya baru berusia 4tahun ktika saya lahir. Anak kecil yg belum fasih berucap huruf  R itu sudah beraninya mengusulkan nama utk adik bayinya. Katanya, nama adiknya harus 'dik Evi'. Ajaib, entah dia mendapat wangsit dari mana.
Evi, artinya adalah perempuan yg jelita.

Potongan-potongan nama itu akhirnya dirangkai oleh tante.. jadilah Sakti Mutiara Evitasari.
Sari berarti suci. Yaa . . Wanita memang berharga ketika pandai menjaga kesuciannya. Seperti kisah siti maryam.
Agar mudah dipanggil maka diputuskan nama panggilan saya adalah Tiara. Tiara pun ternyata punya artinya sndiri. Tiara adalah mahkota tiga tingkat yg penuh permata. Mahkota, simbol penghormatan dan kehormatan..

Saya adalah wanita yg tdk hanya dipanggil perempuan. Karena saya, Sakti Mutiara Evitasari.
Seorang wanita yg suci dan terjaga yg selalu berjuang dan mampu mengatasi masalah.
Ini Amanah . .
Ma syaa Allah . . :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar