Jumat, 17 Juli 2015

Selamat berangkat

Masih lama memang,
Tapi seperti akan segera saja kau berangkat pergi . .
Aku tdk pernah tau bagaimana akhirnya kau berangkat, bagaimana cerita dan kisahnya .
Yg ku tau, tiba2 email masuk atas namamu dan kau tiket sudah siap.
Sesungguhnya, terasa sedikit menyakitkan. Sebab tdk ada cerita.
Yaa . . Mgkn memang seharusnya begitu.
Kau selalu benar.
Krn landasanmu slalu vertikal. Aku bahkan tdk bisa menawar.
Sebab, ketika aku mencoba menawar, kau malah menilai aku yg menarikmu kembali. Atau kau merasa aku tdk paham pada maksudmu. Atau kau merasa aku berat melakukannya. Seakan hatiku berat utk berubah.
Seandainya kamu paham, bahwa berat dan ringanku itu pasti terlihat sm saja bagimu. Krn kau sudah berjalan lurus dan berlari. Sedang aku, kadang masih terhenti.
Maka, utk keputusanmu ini, ttg ini, ttg tdk ada komunikasi yg ttg kita sm sekali. Aku tdk pernah menawarnya lagi.
Krn jika aku menawarnya, kau akan berpikir demikian. Walau hati seakan selalu memiliki magnet utk menarikmu. Sptnya sudah tdk bisa . . Aku tdk pernah diajak memberi keputusan, aku selalu diminta menerima keputusan.
Aku menerimanya . . Sungguh, aku menerimanya dengan izin Allah.
Tapi tdk semudah itu.
Kesepihakan.
Bahkan kau tdk tau kan bagaimana pendapatku? Krn kmu tdk menanyakan.
Sudah lah . .

Memang bgini yg mgkn seharusnya.
Walau bagiku dgn taraf dan standard ku ini sgt ekstrim.
aku malah jdi berpikir byk hal ttgmu. Sedang kembali mencoba mengenalimu. Mgkn sudah berubah ya . .
Padahal yg menjadi pertimbanganku memilihmu adl sikapmu yg wajar. Tdk ekstrim.

Semoga yg ku takutkan tidak terjadi.
Dan semoga kau tetap wajar . Krn sesungguhnya itu yg indah darimu.

Selamat berangkat dan selamat jalan.
Pada setiap perjalananmu dan setiap pergimu yg mungkin aku tdk tau.
Doaku selalu bersamamu. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar