Senin, 15 Mei 2017

Menikah adalah Perlawanan

Dunia ini sudah didesain sedemikian rupa, sehingga bentuk dan isinya relevan dengan ruang waktu. Dunia juga diberikan perangkat pelengkap yang disebut dengan masalah. Yang kemudian dunia mempunyai nama lain, dunia adalah sumber masalah, bahkan hidup di dunia adalah masalah utama manusia saat ini. Lahir di dunia merupakan masalah jariyah dari Nabi Adam, yang dengannya kita semua ada di dunia ini.

Mari kita coba inventarisir masalah kehidupan  manusia, terutama di bangsa ini. Sejak bangun pagi, bangsa ini disibukkan dengan banyak masalah, dimana jutaan orang miskin tak punya pekerjaan tetap untuk sekedar mendapatkan sesuap nasi. Jumlah pengangguran bangsa ini sama dengan jumlah lulusan sarjananya. Padahal nilai perkembangan ekonomi kita meningkat, tetapi jurang kemiskinan semakin dalam. Para kapitalis bangsa ini berkembang biak dengan sehat, menggendutkan perut sendiri dan rekan-rekannya, tetapi menginjak-injak pribumi, memeras tenaganya dan mengeksploitasi kehidupannya. Para kapitalis ini menggandeng erat para pejabat eksekutif, dengan maksud memuluskan proyek-proyek pembangunan tanpa nilai kebermanfaatan. Tidak heran pemerintah bangsa ini berikut jajaran DPR MPR bahu membahu membantu proyek ini. Korupsi, kolusi, dan nepotisme jadi budaya. Disisi lain pendidikan kita justru semakin meresahkan, pelajar disibukkan dengan dunia digital, gagdet menjadi standar pergaulan, akhlaq/moral/budi pekerti menjadi barang langka dalam dunia pendidikan

Anyway, setiap waktu yang kita nikmati di dunia ini selalu berinteraksi dengan masalah. Masalah itu bumbu-bumbu manis kehidupan. Justru masalah yang menjadikan obor-obor perjuangan tetap menyala, hingga masalah ini selesai.

So, darimanakah proyek "ishlah" dari setiap masalah ini kita mulai? Darimanakah perlawanan terhadap ketidakberadaban ini dimulai? Kita akan mulai dari menikah.

Menikah adalah hal yang paling realistis yang dapat seseorang perjuangkan untuk memperbaiki tatanan masyarakat yang baik. Karena yang baik harus bertemu dengan yang baik, agar dapat mengembang-biakkan kebaikan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar