Sabtu, 17 Agustus 2013

DIA yang Maha Menghindarkan

Kisah ini mungkin biasa saja, namun bisa juga menarik. Dan tak pernah ada paksaan untuk sebuah penilaian, setidaknya begitu yang ku berlakukan dalam duniaku, setiap hati berhak menilai sesuka hati mereka membatinnya.
Ini adalah kisah sederhana, namun dari sana ditemukanlah sebuah cara Allah menjaga dua insan.
 
Suatu saat sebutlah seorang perempuan dan lelaki yang memiliki keterikatan hati pergi bersama. Tanpa rencana, setidaknya bagi salah satu pihak, sebab ajakan itu mendadak dan ya sudah, akhirnya mereka pergi. Tidak.. bukan sesuatu yang istimewa, seperti ajakan makan mendadak dengan tiba-tiba ada lilin penghias di meja. Jadi si lelaki baik hati ini hendak memberi adik perempuannya sebuah baju, dia ajaklah si perempuan pergi ke toko baju dan meminta memilihkannya baju untuk adiknya. Apa kah ini istimewa? Bagi mereka istimewa, namun sesungguhnya dalam hati si perempuan ada kegundahan. Mereka sempat berjanji untuk tidak pergi berdua saja, harus ada orang ketiga. Apa kah ini istimewa? Ku katakan, janji itu sangat istimewa. Tidak semua orang berani dengan janji itu.
 
Sebab si perempuan tidak terlalu berpikir rumit, dan dia berpikir: kami tidak duduk berdua, berhadapan dan berlama-lama, di toko baju yang ramai dan pasti sibuk memilih. Singkatnya, si perempuan menyanggupi dengan sekelumit doa : Allah, lindungi kami dari godaan setan, apa yang kami inginkan adalah keridhoan di SisiMu, sebab aku memilih dan memulai bersamanya atas namaMU.
Sampailah mereka ke sebuah toko baju yang ramai dan sudah bisa di pastikan didominasi kaum Hawa. Ya.. akhirnya mereka memilih-milih baju, dan sebagainya. Uhm.. tentang apa yang ada diperasaan masing-masing? Suatu saat akan diungkap, namun tidak pada tulisan ini, sebab bukan itu fokusnya.
 
Hingga suatu ketika, bertemulah si lelaki dengan kawan perempuan mereka berdua. Lalu kemudian, si perempuan melihatnya, dan hei! Kita bertemu disini. si kawan perempuan itu menganggap lucu, bagaimana bisa mereka bertemu di keadaan seperti ini! Ini sangat ajaib, apalagi melihat si lelaki kemudian dalam setangkapan mata bertemu dengan si perempuan, dengan mengingat kisah yang ada diantara sepasang kawannya “dulu” itu, sebab ia tak tahu apakah masih berkisah atau tidak. Jadilah mereka bertiga. Dan sungguh, si kawan perempuan ini tak menyadari bahwa memang sesungguhnya sepasang kawannya itu memang berangkat bersama. Disinilah si perempuan tadi tersadar: Allah, sungguh Engkau Maha Pelindung, bahkan Kau masih menghindarkan kami dari fitnah, bahkan Engkau tak rela membiarkan kami melanggar janji kami sendiri, hingga Kau kirim bagi kami pihak ketiga.
 
Tak lama, ketika si kawan perempuan menuju sudut yang lain, dan tinggallah si perempuan dan si lelaki masih berdiskusi memilih baju, muncullah kawan perempuan yang lain. Dia sangat tertegun, tak percaya dia melihat sepasang ini berada didepan matanya memilih baju yang sama. Tak canggung, si perempuan menghampiri kawan perempuannya yang baru saja melihat mereka ini. Dan memastikan bahwa mereka tak hanya berdua, ada kawannya yang lain yang dia kenal dan memang tidak sengaja bertemu disana. Ya, si perempuan memang tidak berbohong, hanya ada yang tidak dia katakan. Apa itu salah? Entah, yang jelas dia teringat bahwa sesungguhnya Allah telah menutupi “aib” makhlukNYA, dan mereka lah yang dengan sengaja membukanya. Maka, si perempuan pun berpikir, ini bukan pembohongan bahkan Allah pun turut tangan dalam pertemuan ini.
Hm. . Allah Maha Rencana,
 
Bagaimana jika si lelaki dan si perempuan tidak bertemu dengan kawan pertamanya dahulu? Bahkan pertemuan dengan keduanya itu dibuat di waktu yang tidak sama dan di sudut yang agak berbeda, hingga memang terlihat seperti bertemu secara tak sengaja dan terkesan berangkat sendiri-sendiri. 
Lain dengan ketika bertemu dengan kawannya yang kedua, dia berada di tempat yang sama dengan waktu yang bersamaan. Namun, amannya si perempuan bisa menunjukkan kawannya yang pertama sebagai “penguat” mereka tak hanya berdua.. itulah mungkin alasan Allah mempertemukan mereka dengan urutan yang demikian. Tidak ada yang tidak sengaja.
Allah... Berbicara tentang rencanaNYA, bahkan kita tak sanggup. Sungguh ketidaksangkaan yang ada.
 
Dalam kisah ini, terlihat jelas bagaimana sesungguhnya Allah melindungi umatNYA dari sesuatu yang merugikan umatnya. Bukan dengan membenarkan sepasang itu pergi berdua, bahkan lebih dari itu Allah tidak ingin setan menjadi pelengkap “kebahagian” umatnya yang sedang merasakan Fitrah manusia. Malah Allah dengan baik hatinya mengirimkan pihak ketiga untuk melindungi keberduaan sepasang itu dan menghindarkan mereka dari fitnah pihak ke empat, yang bisa salah tafsir ketika melihat sepasang itu bersama.
 
Sungguh Indah. .
Allah mengajarkan, jangan pernah mengingkari janji baikmu sendiri. Mungkin kali ini Ia “melindungi” namun entah bagaimana pelajaran di saat yang lain ketika mereka mengingkari janji mereka untuk ke dua kali.
: Berjalanlah kita dengan perlahan dan hati-hati, yang terpenting adalah terus berjalan dengan lurus dan istiqomah terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar